Minggu, 17 Agustus 2014

Radio Microwave Siemens SRAL XD

Bagian indoor microwave sering disebut sebagai IDU atau  Indoor Unit (IDU).  Berdasarkan teknologinya, perangkat transmisi yang di-install di site biasanya menggunakan teknologi PDH atau SDH. Untuk beberapa site utama atau backbone, tidak jarang menggunakan transmisi serat optik.
Siemens SRAL XD (Radio Microwave PDH)
Transmisi sendiri dapat diibaratkan seperti jalan bagi komunikasi seluler. Dia dapat menghubungkan antara BTS satu dengan BTS yang lain maupun antara BSC dengan BTS. Jika terjadi gangguan di sisi transmisi maka bisa dipastikan BTS yang terhubung ke transmisi tersebut, baik di site tersebut atau site di belakangnya, juga akan mengalami gangguan.
Bentuk antena transmisi microwave berbentuk lingkaran, ada yang menggunakan tambur yang berbahan seperti kain jeans tetapi tebal dan ada juga yang tambur dari bahan logam. Semakin besar diameter antena yang digunakan maka jarak antena lawan di tower yang lain juga semakin jauh. Diameter antena yang pernah saya temui paling kecil berdiameter 60 cm dan paling besar lebih dari 3 meter. Antara perangkat IDU dan antena di tower terhubung dengan kabel coaxial.
Anything is nothing without power. Baik perangkat BTS ataupun transmisi membutuhkan catuan daya. Daya yang dibutuhkan adalah DC yang bersumber dari rectifier. Rectifier ini berfungsi untuk merubah tegangan AC menjadi DC serta fungsi mengisi battery sebagai cadangan DC jika sumber AC baik dari PLN maupun genset tidak tersedia. Setiap perangkat BTS bekerja pada tegangan DC tertentu.
Lama tidaknya battery mem-back up saat tidak ada sumber AC tergantung dari banyak faktor, seperti : besarnya daya DC yang harus disalurkan, kondisi battery, tegangan battery yang tersimpan masih banyak atau tidak, sistem charge dari rectifier ke battery masih bagus atau tidak dan lain lain.
Beberapa perangkat BTS terbaru, sekarang ini lebih compact dan hampir tidak membedakan baik fungsi BTS, microwave dan rectifier dalam perangkat yang berdiri sendiri. Misalnya perangkat ZTE, dalam satu rack sudah terdapat rectifier lengkap dengan batterynya, BTS yang bisa di-set sebagai 2G atau 3G, kabel feeder yang sudah digantikan oleh kabel optik dan demikian juga dengan perangkat transmisi. Semua menjadi satu dalam satu rack yang sama.
Perangkat yang lebih compact ini secara perawatan lebih mudah dan hemat energi. Kesulitan baru ditemui ketika penggantian perangkat. Jika perangkat lama, 1 CU atau TRx rusak maka hanya CU atau TRx yang rusak tersebut yang diganti maka di perangkat baru tidak jarang dalam satu kesatuan modul satu sektor yang harus diganti semua.

BTS Siemens BS-240 XL

Dalam dunia seluler, BTS berada dalam garis depan dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan. BTS yang merupakan kepanjangan dari Base Transceiver Station ini biasanya terpasang pada suatu areal atau site tertentu bersama dengan perangkat – perangkat pendukung lainnya.
Dalam site, secara garis besar bisa dibagi menjadi dua perangkat, yakni :
  • Perangkat utama/inti : misalnya perangkat BTS dan transmisi.
  • Perangkat pendukung : misalnya sistem kelistrikan dan pengatur suhu.
Perangkat BTS memiliki beberapa bentuk tergantung oleh vendor pembuat dan versi pembuatannya. Misalnya di Siemens memiliki rack dengan seri BS-240, BS-240 XL, BS-241 dan lain – lain. Kemudian Nokia memiliki misalnya BTS Flexy Multi Radio yang lebih compact dan tidak seperti rack Siemens.

Gambar di atas adalah contoh dari rack BS-240 XL dari Siemens. Bagian atas, yang terhubung dengan kabel besar yang merupakan jumper ke kabel Feeder yang terhubung ke antena, adalah di sebut sebagai Combiner. Bagian bawah, terlihat beberapa modul dengan pegangan, adalah Cell Unit atau CU dimana pada gambar di atas 1 CU menghandle 1 TRx. Namun untuk jenis CU lain, misalnya Flexy CU maka 1 Cu bisa menghandle 2 TRx. Dari istilah TRx maka dapat diketahui bahwa rack di atas adalah rack BTS 2G.
Rack BTS ini, apa pun merk vendor dan tipenya, biasanya bisa diketahui dengan mudah dari adanya sambungan kabel jumper yang menghubungkan Combiner dengan Feeder. Kabel Feeder sendiri adalah kabel yang terhubung langsung ke antena BTS di tower.
BTS ini lah yang berfungsi berhadapan langsung dengan handphone kita. Melalui BTS ini handphone akan menerima atau pun mengirimkan panggilan, SMS dan semua layanan seluler lainnya. Bentuk antena BTS biasanya berbentuk balok empat persegi panjang dengan panjang sekitar 3 meter dan menghadap ke arah tertentu yang sering disebut sebagai antena sektoral. Dalam satu BTS, biasanya terdapat 3 arah antena sektoral. Dalam satu sektor, bisa terdapat 2 antena jika antena bertipe space diversity sehingga bisa terdapat 6 antena maupun hanya 1 antena setiap sektor.
Dalam dunia 2G, setiap sektor ini mewakili satu cell dan dilayani oleh frekuensi tersendiri. Sehingga dalam satu BTS terdiri dari 3 cell dan 3 frekuensi yang berbeda. Dalam dua cell yang bertetangga tidak boleh menggunakan frekuensi yang sama. Sehingga frekuensi yang sama bisa digunakan di cell lain yang tidak bersinggungan langsung.
Handphone pada umumnya sudah di-setting untuk bisa menerima sinyal seluler sesuai teknologi masing – masing misalnya 2G yakni sekitar 900 MHz dan 3G sekitar 1800 MHz. Sehingga sebetulnya, meskipun kita misalnya memakai kartu 2G Telkomsel dan kebetulan saat itu tidak mendapat sinyal, maka handphone kita masih dapat menerima sinyal dari operator lain yang sama-sama bekerja di frekuensi 900 MHz. Hanya karena kita tidak memiliki otoritas masuk jaringan mereka maka kita tidak bisa menikmati layanan seluler mereka.